Kuningan, UPMKNews -- Sampah sudah tidak asing lagi untuk kita dengar, seolah sampah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, mengapa demikian karena sampah merupakan bahan yang sudah tidak digunakan lagi sebagai hasil dari aktivitas manusia, Banyak persitiwa yang tejadi akibat sampah, mulai dari hal yang positif sampai negatif. Hal yang positif, ketika kita pintar mengelola sampah didaur ulang, sampah yang awalnya terbuang bisa digunakan kembali dan bisa memiliki nilai jual yang tinggi, sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat. Sedangkan untuk hal negatifnya ketika masyarakat tidak bijak dalam mengelola sampah, contohnya membuang sampah sembarangan ke sungai yang menyebabkan air sungai tercemar, ketika hujan turun air sungai meluap dan  menyebabkan bencana alam banjir. Dengan adanya fenomena atau kejadian tersebut kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan sampah tetapi kembali lagi kepada kesadaran manusia dalam bertindak dan bijak dalam mengelola sampah. Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya merupakan keinginan bagi setiap warga masyarakat dan salah satu modal dasar penting bagi pembangunan manusia Indonesia karena kualitas lingkungan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia. Melihat permasalahan diatas upaya yang dapat dilakukan yaitu pengelolaan sampah salah satu upaya dan pengelolaan sampah tersebut antara lain dengan metode 3R ( Reduce, Reuse dan Recycle).

Sebagai contoh nyata, kami mahasiswa STKIP Muhamamdiyah Kuningan yang terdiri dari Gina Faojina, Heti Juliyanti, Listiana Anggraeni dan Dea Putri Lestari dari prodi PGSD semester 6A yang dalam salah satu mata kulih sedang belajar Pendidikan Lingkungan Hidup atau PLH yang diampu oleh Ibu Puji Nursholeha Al Mafhfiroh, M. Pd, melalukan observasi mengenai upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah. Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan pada hari Senin tanggal 27 Maret 2023 pukul 09.30 WIB,  ke TPS Karya Mandiri yang bertempat di Jln. Tentara Pelajar, Kelurahan/Desa Ciherang, Kecamatan Kadugede, Kabupaten Kuningan dengan responden yang bernama Bapak Jaka, ternyata beliau sendiri merupakan pengurus atau pengelola usaha tersebut dan sudah lama bekerja selama 3 tahun. Sedangkan untuk pemilik Usaha Karya Mandiri tersebut yaitu Bapak Marjuni, Usaha TPS Karya Mandiri sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun. Usaha Karya Mandiri cukup luas dengan luas lahan kurang lebih 12 m dan luas bangunan kurang lebih 6 m, lahan tersebut juga milik hak pribadi. Untuk tenaga pekerja disana berjumlah 2 orang dan mereka yang bekerja disana tinggal di sekitar daerah pengelolaan, untuk rekrutmen tenaga kerja disana tidak ada syarat khusus agar dapat diterima serta pegawai disana juga tidak dilatih terlebih dahulu agar dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Pekerja disana rata-rata masa bertahannya selama 2 tahun dan rata-rata waktu bekerjanya itu selama 4 jam setiap harinya. Karena supaya pekerja disana tetap menjaga Kesehatan dan kebersihan pekerja disana menggunakan alat pelindung diri yaitu dengan menggunakan masker, sarung tangan dan sepatu pelindung. Untuk standar penggajian pegawai disana perorang mendapatkan gaji sebesar 1.2000.00,-/bulan.

Dalam pekerjaan tentunya ada teknis operasional, seperti TPS Karya Mandiri jam operasional usahanya itu buka pada pukul 16.00 WIB dan tutup pada pukul 20.00 WIB. TPS Karya Mandiri itu hanya bisa menerima sampah dari warga setempat, untuk jenis sampah yang diterima disana ada 3 jenis yaitu sampah organic seperti sisa-sisa makanan, sayuran, dedaunan dedaunan, sampah anorganik seperti sampah plastik, botol, kaleng dan sampah tekstil seperti tas, tikar, sepatu. Untuk proses yang dilakukan setelah sampah dari warga masuk ke TPS tersebut yaitu dengan cara dicek terlebih dahulu isi sampahnya kemudian dipilah lebih detail dan terakhir dikirimkan ke perusahaan (pabrik) pembeli sampah. Pengiriman ke perusahaan (pabrik sampah) dengan jangka waktu 1 bulan sekali, setiap 1 ton sampah hanya >20% barang yang tidak layak dijual. Sampah yang tidak layak dijual kemudian dibakar kemudian ditimbun dan menjadi abu. Contoh sampah yang terjual yaitu sampah jenis kardus sebanyak 86 kg dengan harga beli Rp. 25.000 dan harga jual Rp. 240.000. Pabrik yang rutin mengambil sampah dari usaha Karya Mandiri ini hanya 1 pabrik yang berasal dari Jawa Barat.

Bapak Jaka selaku pegawai disana mengungkapkan harapan-harapan tentang proses pengelolaan sampah dimasa yang akan datang di usaha Karya Mandiri tersebut, “Harapan untuk usaha ini semoga usaha ini tetap terus berjalan, jangan sampah berhenti” ucap Bapak Jaka. Pandangan warga sekitar terhadap aktivitas pengelolaan sampah juga sangat mendukung. Harapan bapak Jaka terhadap warga setempat yaitu ”semoga warga terus mendukung usaha ini dengan baik dan terus bijak dalam mengelola sampah sehingga lingkungan dapat terselamatkan’’. Adapun harapan untuk pemerintah yaitu ‘’semoga pemerintah dapat memberikan modal usaha sebagai bentuk dukungan terhadap usaha ini untuk kedepannya’’ tutur Bapak Jaka. “Kami mengucapkan terimaksih pak, setelah mendengar penjelasan bapak tadi menambah pengetahuan kita mengenai pengolahan samaph di TPS Karya Mandiri, kami juga mendukung usaha bapak karena dengan adanya usaha ini masyarakat lebih bijak lagi dalam mengelola sampah, kami juga mendoakan semoga harapan-harapan bapak tadi bisa terwujud dan usaha TPS Karya Mandiri bisa terus maju dan berkembang” tutur Gina Faojina perwakilan dari mahasiswa.

Tersebut terbukti bahwa upaya yang dapat dilakukan masyarakat dalam mengelola sampah yaitu bisa dengan  metode 3R (Reduce, Reuse dan Recycle). Selain itu juga dibutuhkan kerja sama, saling mendukung satu sama lain sehingga sampah yang tadinya memberikan dampak negarif karena kurangnya kesadaran manusia bisa berdampak positif.  

Sumber: Gina Faojina, Heti Juliyanti, Listiana Anggraeni dan Dea Putri Lestari dari PGSD Semester 6A